KLIKMU.CO – Keberhasilan sebuah institusi pendidikan tinggi tidak hanya diukur dari banyaknya mahasiswa berprestasi, tetapi juga dari bagaimana kampus menyiapkan sistem yang menopang lahirnya prestasi tersebut secara konsisten. Prinsip ini tampak jelas di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang pada 2025 berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Pada November ini, UMM dinobatkan sebagai Perguruan Tinggi dengan Pembinaan Terbaik sekaligus Perguruan Tinggi Terproduktif oleh Belmawa Dikti, menandai kuatnya budaya riset yang dibangun secara berkelanjutan, bukan instan.
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UMM, Dr Tatag Muttaqin SHut MSc, menilai keberhasilan ini merupakan hasil kerja kolektif jangka panjang, bukan capaian sesaat. Ia menegaskan bahwa UMM telah membangun ekosistem riset mahasiswa yang kuat dengan sistem pembinaan terintegrasi antara dosen dan mahasiswa. Capaian tahun ini menjadi refleksi keberhasilan UMM menjaga keseimbangan antara kuantitas proposal dan kualitas gagasan yang dihasilkan.
“Sejak lama, UMM menempatkan PKM bukan hanya sebagai ajang lomba, tetapi sebagai ruang pembentukan karakter ilmiah. Kami ingin mahasiswa terbiasa meneliti dan berpikir kritis. Dua penghargaan ini menegaskan bahwa sistem pembinaan kami telah berjalan dengan baik,” ujarnya.
UMM berhasil meloloskan 114 judul PKM pada pendanaan 2025, menempatkannya di posisi dua besar Jawa Timur dan sepuluh besar nasional. Angka tersebut menjadi indikator bahwa pembinaan riset di tingkat mahasiswa tidak hanya masif secara jumlah, tetapi juga matang dalam kualitas. Setiap proposal yang diajukan melewati proses seleksi dan penyuntingan berlapis, memastikan penelitian mahasiswa relevan dengan isu sosial, ekonomi, dan teknologi terkini.
Lebih lanjut, Tatag menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari peran aktif para dosen pembimbing yang berkomitmen mendampingi mahasiswa secara intensif. UMM menerapkan pola Training of Trainer (TOT) agar dosen mampu menjadi fasilitator riset yang efektif. Menurutnya, pembimbing yang memahami karakter mahasiswa dapat menciptakan suasana riset yang produktif serta menumbuhkan semangat ilmiah tanpa tekanan berlebihan.
“Generasi mahasiswa sekarang cepat jenuh. Karena itu, pembimbing harus tahu cara menjaga ritme semangat mereka. Kami tidak hanya menuntut hasil, tapi juga membangun kesadaran riset sebagai bagian dari proses akademik yang membentuk karakter,” tuturnya.
Tema-tema penelitian mahasiswa UMM tahun ini banyak menyentuh isu strategis seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, dan teknologi terapan berbasis sosial. Beberapa inovasi bahkan telah diinkubasi menjadi pengembangan industri kreatif mahasiswa, menunjukkan bahwa riset di UMM tidak berhenti di meja laboratorium, melainkan diarahkan pada solusi nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Capaian ini juga membuktikan kemampuan mahasiswa UMM membaca persoalan bangsa dan menjawabnya dengan pendekatan ilmiah yang konkret.
Meski demikian, Tatag menekankan bahwa penghargaan ini bukan akhir dari perjalanan, melainkan tantangan baru bagi UMM untuk terus memperkuat kualitas riset mahasiswa. Masih ada ruang besar untuk perbaikan, terutama dalam hal peningkatan kemampuan publikasi ilmiah dan kolaborasi lintas bidang. Ia berharap sistem pembinaan riset di UMM dapat menjadi model nasional bagi perguruan tinggi lain yang ingin menyeimbangkan antara kreativitas, kompetisi, dan keberlanjutan akademik.
“Kami ingin riset mahasiswa UMM tidak berhenti di tingkat pendanaan, tetapi berlanjut ke publikasi, paten, bahkan implementasi sosial. Tantangan berikutnya adalah mempertahankan kualitas itu dalam jangka panjang,” ujarnya.
Melalui dua penghargaan ini, UMM menegaskan posisinya bukan sekadar kampus produktif, tetapi juga kampus yang berhasil menanamkan kultur ilmiah di kalangan mahasiswa. Di tengah derasnya arus pragmatisme pendidikan, UMM memilih jalan yang lebih berat dengan menumbuhkan intelektualitas kritis dan berorientasi pada kemanfaatan sosial. Dengan strategi pembinaan yang terukur dan visi akademik yang jelas, kampus ini sekali lagi menunjukkan bahwa inovasi sejati lahir dari konsistensi dan kesadaran akan tanggung jawab keilmuan.
(Wildan/AS)
Read more: https://klikmu.co/umm-sabet-dua-penghargaan-kampus-terbaik-dari-belmawa-dikti/
0 Komentar