Memahami Ruh dari Ibadah Kurban

Ibadah kurban adalah salah satu syariat yang agung dalam Islam. Ia bukan sekadar penyembelihan hewan ternak, tetapi merupakan lambang kepasrahan, ketundukan, dan cinta hamba kepada Tuhannya.

Kurban adalah manifestasi dari keteladanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, dalam menunjukkan ketaatan total kepada perintah Allah SWT, meski harus mengorbankan sesuatu yang sangat mereka cintai.

Kisah kurban berakar dari peristiwa agung yang terjadi dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Dalam mimpi yang datang dari Allah, beliau diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail. Tanpa ragu, Nabi Ibrahim menyampaikan hal itu kepada anaknya. Dan luar biasanya, sang anak pun dengan penuh ketundukan berkata,

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 102)

Namun, ketika penyembelihan itu akan dilakukan, Allah SWT menggantinya dengan seekor domba sebagai bentuk kemuliaan dan kasih sayang-Nya. Dari sinilah syariat kurban dimulai, dan kemudian dilestarikan oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi bagian dari ibadah umat Islam hingga akhir zaman.

Mayoritas ulama menyatakan bahwa berkurban adalah sunnah muakkad, yakni sunah yang sangat dianjurkan bagi yang mampu. Ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat 2:

“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)

Selain itu, dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin Malik, disebutkan bahwa Rasulullah SAW berkurban dengan dua ekor kambing yang gemuk dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya, membaca basmalah, bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas leher kambing tersebut sebagai bentuk keseriusan dalam pelaksanaan ibadah ini.

Keutamaan Ibadah Kurban

Walaupun banyak hadits tentang keutamaan kurban memiliki derajat lemah, esensi ibadah ini tetap sangat tinggi nilainya di sisi Allah SWT. Beberapa faedah dan keutamaannya antara lain:

  • Mendekatkan Diri kepada Allah (taqarrub ilallah):
    Kurban adalah bentuk nyata dari ketundukan dan cinta kita kepada Allah. Saat seorang Muslim menyerahkan hewan kurbannya, ia sedang mempersembahkan ketaatan, bukan sekadar daging atau darah. Allah berfirman:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al-Hajj: 37)

  • Menghidupkan Sunnah Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW:
    Melalui ibadah ini, kita menyambung mata rantai keteladanan dan spirit pengorbanan yang diwariskan oleh para nabi.
  • Menumbuhkan Jiwa Sosial dan Kepedulian:
    Kurban juga menjadi momen untuk berbagi kepada sesama. Daging kurban disalurkan kepada kerabat, tetangga, kaum dhuafa, dan orang-orang yang membutuhkan. Ini mempererat ukhuwah Islamiyah dan mengokohkan solidaritas sosial.
  • Pembersih Jiwa dari Sifat Kikir:
    Ibadah ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu mencintai harta, dan justru menginfakkan sebagian dari rezeki yang dititipkan Allah kepada kita.
  • Pahala yang Berlipat Ganda:
    Setiap helai bulu hewan kurban dihitung sebagai kebaikan, sebagaimana disebut dalam beberapa riwayat, meskipun derajat haditsnya lemah. Ini menunjukkan betapa besarnya nilai kurban di sisi Allah.

Hikmah Spiritualitas dari Kurban

Dalam konteks spiritual, kurban mengajarkan nilai-nilai luhur:

  • Pengorbanan: Mengajarkan bahwa cinta kepada Allah harus mengalahkan cinta kepada dunia, jabatan, keluarga, bahkan diri sendiri.
  • Keikhlasan: Kurban bukan untuk dipamerkan, tetapi sebagai bentuk ibadah murni karena Allah semata.
  • Ketundukan terhadap takdir Allah: Sebagaimana Nabi Ibrahim dan Ismail menunjukkan keteguhan menerima perintah Allah tanpa membantah, kita pun belajar untuk berserah dalam menjalani takdir-Nya.

Mengapa Kurban Masih Relevan Hari Ini?

Di tengah dunia modern yang serba instan dan individualistik, ibadah kurban mengajarkan nilai-nilai yang sangat dibutuhkan: kesabaran, kepedulian, kerelaan, dan semangat berbagi.

Kurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi menyembelih sifat egois dalam diri. Kurban menjadi momentum untuk mengingatkan diri: adakah kita sudah cukup berkorban untuk keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama?

Ibadah kurban adalah ibadah yang sarat makna, baik dari sisi spiritual, sosial, maupun historis. Ia adalah warisan Nabi Ibrahim yang mengajarkan ketundukan dan pengorbanan yang sejati. Ia adalah sunah Nabi Muhammad yang terus hidup hingga hari ini. Ia adalah bentuk pengabdian dan ketaatan kepada Allah dalam bentuk yang paling konkret dan nyata.

Maka, marilah kita songsong hari raya Idul Adha dengan semangat berkurban. Bukan hanya hewan ternak yang kita persembahkan, tetapi juga hati yang tulus, jiwa yang ikhlas, dan semangat untuk berbakti kepada Tuhan dan peduli terhadap sesama.

Oleh : Dr. Ajang Kusmana

Sumber : Majelistabligh.id

Read more: https://www.tabligh.id/2025/05/19/memahami-ruh-dari-ibadah-kurban/

Posting Komentar

0 Komentar