Oleh: Andi Hariyadi
Ketua Majelis Pustaka Informatika dan Digitalisasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya
Sering kali masih terlintas dalam benak kita bahwa sampah tidak berguna, sehingga dibuang begitu saja, bahkan lebih parahnya, dibuang sembarangan tanpa memperhatikan akibatnya. Ketika sampah menjadi masalah, sering kali yang terjadi hanyalah saling menyalahkan tanpa memberikan solusi. Akibatnya, permasalahan sampah terus berlarut-larut, diperdebatkan, dan menjadi bahan saling menyudutkan.
Kita seolah tidak sadar atau minim wawasan bahwa manusia merupakan makhluk cerdas yang justru memproduksi sampah dalam jumlah terbesar setiap harinya. Mulai dari sampah pribadi, sampah organisasi usaha, hingga sampah industri, semuanya terus bertambah tanpa henti. Sampah yang selama ini dibuang bertujuan untuk dijauhkan karena dianggap kotor, tidak sedap dipandang, serta berbau busuk. Sayangnya, wawasan tentang sampah sering kali hanya sebatas membuang, tanpa ada kesadaran untuk mengelola atau memanfaatkannya kembali.
Momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap 21 Februari mengingatkan kita pada tragedi memilukan runtuhnya TPA Leuwigajah di Cimahi dua dekade lalu, yang merenggut banyak korban jiwa. Peringatan ini bukan sekadar refleksi, tetapi juga peringatan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Tahun 2025 ini, HPSN mengusung tema “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih,” sebuah pesan yang tidak hanya mengingatkan, tetapi juga mengajak kita untuk bertindak lebih konkret dalam mengelola sampah secara bijak.
Kolaborasi dalam kepedulian terhadap sampah memang terdengar indah dalam kata-kata, tetapi tidak boleh berhenti hanya sebagai wacana. Tema ini harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata berskala nasional, melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder), bukan hanya gerakan parsial atau insidental. Produksi sampah terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk, sehingga kolaborasi ini harus lebih dari sekadar regulasi. Diperlukan perubahan cara pandang yang lebih bijak dalam memperlakukan sampah serta implementasi kebijakan yang terintegrasi di berbagai sektor, seperti pendidikan, keagamaan, sosial, budaya, dan ekonomi.
Upaya kolaborasi ini juga harus bersifat antisipatif agar kebijakan tata kelola sampah tidak salah arah. Kehadiran kader lingkungan yang peduli terhadap sampah patut mendapat apresiasi setinggi-tingginya, karena peran mereka dalam edukasi dan aksi nyata sangat berharga. Berbagai gerakan, seperti penghijauan dan kebersihan, pengelolaan sampah dari rumah, pemilahan sampah, serta daur ulang, merupakan langkah-langkah positif yang perlu diperluas. Infrastruktur pengelolaan sampah, mulai dari metode sederhana seperti Takakura dan Komposter Aerob, hingga teknologi ramah lingkungan, harus terus dikembangkan untuk mendukung upaya ini.
Melalui tema HPSN 2025, diharapkan semakin banyak kolaborasi dan partisipasi publik dalam pengelolaan sampah, sehingga terjadi perubahan nyata, baik dalam sikap maupun aktivitas masyarakat. Penurunan volume sampah secara signifikan serta pemanfaatannya untuk pemberdayaan melalui daur ulang yang kreatif harus menjadi tujuan utama. Sampah tidak boleh hanya dibuang begitu saja, tetapi harus dipilah dan dikelola agar memiliki nilai ekonomis.
Sebagai generasi cerdas yang peduli lingkungan, kita tidak boleh mewariskan timbunan sampah kepada anak cucu kita. Kualitas hidup mereka tidak boleh terancam oleh dampak buruk dari sampah yang tidak terkelola. Rasa malu dan rasa bersalah seharusnya muncul jika kita masih abai terhadap tata kelola sampah yang lebih baik, karena sejatinya, membiarkan lingkungan rusak akibat sampah juga merupakan bentuk kelalaian yang tidak dapat dibenarkan.
Melalui kolaborasi peduli sampah, kita memiliki harapan untuk mengubah paradigma dalam menyikapi sampah. Sampah bukan sekadar barang buangan yang sia-sia, melainkan sumber daya yang bisa membawa manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi kita semua, termasuk generasi mendatang.
Mari mulai kolaborasi peduli sampah dari diri sendiri—di rumah, tempat kerja, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Jadilah teladan dalam kepedulian terhadap lingkungan dan ajak berbagai pihak untuk berpartisipasi. Gunakan media sosial sebagai sarana edukasi, inspirasi, serta motivasi dalam mengelola sampah dengan lebih bijak.
Selamat memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Mari buka wawasan dan tingkatkan kesadaran untuk bijak dalam mengelola sampah, demi lingkungan yang lebih bersih dan lestari! (*)
Read more: https://klikmu.co/hari-peduli-sampah-nasional-momentum-buka-wawasan-dan-kesadaran/
0 Komentar