Antara Hadiah Buku dan Hadiah Pahala

Oleh: Dr Nurbani Yusuf MSi

Saya mendapat hadiah buku bagus dari sahabat dekat dalam dua versi asli: bahasa Inggris dan Arab, dengan judul yang agak mirip.

Pertama, edisi bahasa Inggris: Preserving Unity and Avoiding Division: A New Approach to the Ethics of Disagreements in Islam

Diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi: Adab al-Ikhtilāf fī al-Islām Karya Thaha Jabir al-Alwani.

Saya belum membacanya secara keseluruhan, tetapi dari daftar isi dan kata pengantarnya, buku ini sungguh sangat menarik. Saya menyukainya karena banyak kesamaan dengan jalan pikir yang saya kembangkan di Komunitas Padhang Makhsyar.

Sekaligus, saya memohon izin kepada sahabat karib saya, Prof. Nashir Budiman—salah satu takmir Masjid Salman Bandung yang aktif mencermati pemikiran di Padhang Makhsyar. Buku ini akan dijadikan tema Tarhib Ramadhan.

Kompromi ala Nabi

Nabi ﷺ bersabda:

“Wahai Abu Bakar, tinggikan suaramu sedikit. Wahai Umar, rendahkan suaramu sedikit.”

Perbedaan adalah sesuatu yang niscaya, bahkan ketika Nabi ﷺ masih hidup di tengah para sahabat, apalagi di zaman sekarang.

Suatu malam, Nabi ﷺ keluar rumah dan mendapati Abu Bakar r.a. sedang shalat malam dengan suara yang lirih. Lalu beliau melewati Umar bin Khaththab r.a. yang sedang shalat dengan suara yang lantang.

Ketika keduanya telah berkumpul di dekat Nabi ﷺ, beliau bersabda:

“Wahai Abu Bakar, aku melewatimu ketika engkau sedang shalat dengan merendahkan suaramu.”

Abu Bakar menjawab, “Wahai Rasulullah, aku memperdengarkan suaraku kepada (Allah) yang aku berbisik kepada-Nya.”

Kemudian beliau bersabda kepada Umar:

“Aku melewatimu ketika engkau sedang shalat dengan meninggikan suaramu.”

Umar menjawab, “Wahai Rasulullah, aku ingin membangunkan orang yang mengantuk dan mengusir setan.”

Maka Nabi ﷺ bersabda:

“Wahai Abu Bakar, tinggikan suaramu sedikit.”

Dan kepada Umar beliau bersabda:

“Wahai Umar, rendahkan suaramu sedikit.”

[HR Abu Dawud, no. 1329, al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani].

Pendekatan Adab dalam Berfatwa

Kami berjamaah membaca Surah Yasin, bukan Yasinan; membaca Al-Kahfi, bukan Kahfian; membaca tahlil, bukan tahlilan; membaca tahmid, bukan tahmidan; membaca takbir, bukan takbiran.

Jika memang akhiran -an menjadi soal, maka dengan senang hati kami akan menghilangkannya agar terlihat sesuai dengan sunnah, meskipun yang dibaca tetap sama.

Pendekatan adab dalam pengambilan fatwa sangat menarik, sebagaimana telah dipraktikkan oleh para sahabat di masa Nabi ﷺ. Kita yang hidup jauh dari zaman beliau tidak bisa memandangnya secara utuh. Banyak berita dan serpihan kisah tentang sunnah Nabi ﷺ yang belum sampai kepada kita secara lengkap.

Oleh karena itu, adab dalam menghadapi perbedaan berfatwa menjadi sangat penting, dengan tidak saling meniadakan, tidak merasa paling benar sendiri, dan tidak saling menafikan.

Pendekatan adab ini akan menjadi salah satu bahasan utama di Komunitas Padhang Makhsyar pada Ramadhan mendatang, insya Allah. (*)

Komunitas Padhang Makhsyar

Read more: https://klikmu.co/antara-hadiah-buku-dan-hadiah-pahala/

Posting Komentar

0 Komentar