KLIKMU.CO – Menyambut tahun ajaran baru yang semakin dekat, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti resmi mengumumkan kebijakan baru terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang kini menjadi Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB).
Dalam pernyataan resminya, Mu’ti menegaskan bahwa sistem penerimaan tahun ini mencakup empat jalur utama: domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Surabaya Alfianur Rizal RR menyambut baik perubahan ini, terutama peralihan dari sistem zonasi ke berbasis domisili.
“Kebijakan ini bukan sekadar pergantian istilah, tetapi sebuah langkah konkret untuk memperkuat implementasi di lapangan. Kami meyakini bahwa kebijakan ini akan membawa dampak signifikan dalam pemerataan akses pendidikan,” ujar Alfi.
Ia juga menekankan pentingnya pengawalan terhadap kebijakan ini agar tidak berhenti di tahap sosialisasi.
“Kami berharap pemerintah tidak hanya berhenti pada penyebaran informasi, tetapi juga membentuk tim khusus untuk memastikan implementasi PPDB dan SPMB berjalan sesuai aturan di setiap daerah. Pengawasan ini penting untuk mencegah pelanggaran yang bisa merugikan dunia pendidikan,” tambahnya.
Selain jalur domisili, Alfi juga mengapresiasi jalur prestasi, afirmasi, dan mutasi yang lebih inklusif. Menurutnya, pengakuan terhadap prestasi non-akademik, termasuk kepemimpinan di organisasi siswa dan komunitas, adalah langkah maju dalam menilai potensi peserta didik.
“Prestasi non-akademik tidak hanya tentang memenangkan perlombaan, tetapi juga mencerminkan jiwa kepemimpinan dan kontribusi sosial. Dengan kebijakan ini, kita bisa melihat lahirnya pemimpin masa depan seperti Soekarno, Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan tokoh lainnya,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Lebih lanjut, ia menyoroti penambahan kuota untuk jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi peserta didik dari keluarga kurang mampu serta penyandang disabilitas.
“Kebijakan ini membuka kesempatan lebih luas bagi mereka untuk mendapatkan hak pendidikan yang setara. Namun, agar tepat sasaran, implementasinya harus diawasi dengan ketat,” tegasnya.
Alfi berharap kebijakan ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diwujudkan dengan komitmen kuat dari semua pihak.
“Jika kebijakan ini dikawal dengan baik, Indonesia akan semakin dekat dengan pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan. Ini adalah langkah besar dalam mewujudkan masa depan cerah bagi seluruh anak bangsa,” pungkasnya.
0 Komentar